X. Diberdayakan oleh Blogger.
just seeing..

Featured-Content

 
 

Teletubbies

Teletubbies...

Teletubbies adalah sebuah acara televisi, dikhususkan kepada penonton kanak-kanak pra-sekolah, dan ditayangkan mulai 31 Maret 1997 hingga 5 Januari 2001. Teletubbies dibintangi oleh karakter Tinky Winky, Dipsy, Laa Laa, dan Po, dan diterbitkan oleh Ragdoll Productions. Teletubbies terdiri atas 365 episode dengan waktu tayang 24 menit per episode. Ide Teletubbies berasal dari Anne Wood dan Andrew Davenport.

Tokoh-tokoh

  • Tinky Winky adalah Teletubby lelaki tertua, tergemuk dan terbesar. Berwarna ungu dengan bentuk segitiga di kepalanya. Barang kesayangannya adalah tas tangan.
  • Dipsy adalah Teletubby lelaki berwarna hijau. Benda favoritnya adalah topi bercorak hitam putih. Punya bentuk garis lurus di atas kepalanya.
  • Laa-Laa adalah Teletubby perempuan kuning. Hobinya bermain bola. Memiliki bentuk spiral di atas kepalanya.
  • Po adalah Teletubby perempuan merah yang terkecil. Po adalah karakter yang paling polos di antara semua Teletubby (walaupun semuanya bersifat agak polos) dan paling kecil. Hobinya bermain skuter, ia memiliki bentuk lingkaran di kepalanya.

Hal Keren Tentang Teletubbies..
Beberapa minggu lalu gw jalan jalan di daerah Pandaan City (cuman tempat kecil gak jelas tapi banya bencongnya). Gw muter muter gag jelas selama 3 jam berturut turut tanpa se sendok nasi dan se gelas air putih..
Dan akhirnya gw ama temen gw menemukan sebuah warung yang namanya "Bu Kris", namun karna temen gw orangnya aneh (dan gw juga), timbul dah pikiran buat tanyain ke waiternya,, "Bu Kris ntuh orangnya yang mana?",, eh alhasil malah di ketawain ama orang" yang ada di sana...

Abis makan, gw ma temen gw flashback ke jaman susah dulu. Cerita indah waktu ngompol, bugil bugilan di tengah jalan, dan juga minta duid ke pesawat yang terbang di awan (maklum kan masih kecil).. Sampai ketika temen gw ngomongin tentang Teletubbies. Terjadilah percakapan seperti ini...

Gw: eh, lo tau gag film jadul Teletubbies
Dy: tau, mang napa?
Gw: dipikir pikir, teletubbies ntuh kasian banged yah, liad ajah deh, empat makhlu gag jelas, warna warni, dengan benda aneh di kepalanya, dan kerjaannya cuman berpelukan.
Dy: hmm...
Gw: dirimu tau nggak ?
Dy:  apa?
Gw: biar gw jelasin...

nih penjelasan tentang teletubbies definisi gw...

1. Teletubbies tuh Yatim Piatu

Kapan kita pernah melihat teletubbies jalan ama orang tuanya? gapernah kan? kita panggil orang tua teletubbies dengan papatubbies dan mamatubbies. Pasti kalo waktu malem, pas tidur, si teletubbies ntuh berpikiran,"Mamatubbies, dimana mamatubbiesku?". Mereka tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu pada waktu masa pertumbuhan mereka.. Kasihan...

2. Teletubbies tuh Orang Dusun 

Teletubbies tuh selalu bermain di bukit luas dengan rumput yang berserakan. Pernah nggak kita melihat teletubbies main di mall ? Ini berarti teletubbies ntuh lebih katro dari yang kita bayangkan. Mungkin kalo si teletubbies di ajak di pasar, pasti girang girangnya bukan main... Dan juga kemungkinan teletubbies tuh bau ketek.

3. Teletubbies Mempunyai Kehidupan Sosial Yang Memprihatinkan

Setau gw, teletubbies cuman punya 1 teman. Dan dy adalah mesin vacum cleaner. Bisa dibayangkan betapa memprihatinkan para teletubbies ini. hanya memiliki teman pembersih rumahan! Curhatnya juga pasti ke vacum cleaner itu doang. Mungkin nggak lama lagi si vacum cleaner pensiun jadi pembantu rumah tangga di rumahtubbies, karena dy udah nggak kuad dengerin 4 makhluk aneh.

4. Teletubbies Kemungkinan Besar Pemulung.

Makanan favorit para teletubbies adalah pancake. Dan gimana isa beli pancake sebanyak itu padahal kerjaan mereka hanya berpelukan(itu ajah nggak di gaji) dan jalan jalan kaya' orang gada kerjaan. 1 buah pancake ajah harganya 25 ribu, apalagi 4 pancake 100 ribu, trus dalam 1 bulan 3juta.. Haduhalah,, mungkin mereka mereka menjadi pemulung untuk memuaskan keinginan mereka untuk memakan pancake.

Jadi, pernahkan kalian berpikir tentang teletubbies?

Kalau bukan kita, siapa lagi...

Ada Apa Dengan Teletubbies ?

 

Tak bisa disangkal, Teletubbies memang sukses sebagai tontonan. Barang-barang yang berkaitan dengan empat tubby ini laris dijual. Bahkan dibajak, suatu hal yang jamak di negeri ini.

Akan tetapi, sebagai tontonan ia juga memiliki celah. Dalam artikelnya How Teletubbies Teach Toddlers, Berit Kjos menjelaskan secara terperinci apa saja celah itu. Menurut Berit Kjos, celah itu bisa masuk ke alam pikiran anak-anak secara tidak langsung dan tanpa disadari mereka.
Berikut beberapa poin penting itu.
Apa yang mereka ajarkan?
Salah satunya adalah hidup mandiri, berbaur dengan teman sebaya dan terpisah dari orang tua, dalam lingkungan teknologi tinggi. Soal ini situs PBS yang mengupas mengenai tontonan anak-anak menulis: “Dalam Teletubbies, dunia teknologi menjadi sesuatu hal yang menyenangkan, main-main, dan lebih dari itu, bisa dilakukan oleh anak kecil. Teknologi dalam Teletubyland juga mendukung segala kebutuhan Teletubbies – Tubby Toast, Tubby Custard, dan si tukang bebersih yang penuh dedikasi, Noo-noo.” Tak perlu orang tua, atau nenek-kakek.

Bagaimana pendapat itu dibandingkan dengan pendapat Professor John Goodlad, yang pernah bekerja di Institute for Education UNESCO sebelum bergabung dengan Bill Clinton tahun 1987 mengurusi Study Commission on Global Education, dalam kata pengantarnya di Schooling for a Global Age? Di situ ia menulis, “Menerangkan rekayasa sosial diperlukan untuk menghadapi situasi yang membutuhkan tindakan global sekarang ini. Pendidikan merupakan solusi jangka panjang…. Kebanyakan anak muda kita masih memegang nilai-nilai yang sama dengan nilai-nilai orang tua mereka. Dan jika kita tidak menyosialisasikan kembali, sistem kita akan rusak.”

Teletubbies mungkin ciptaan khayal, bermain-main di dunia khayal. Tapi apakah anak-anak sudah cukup baik bisa memisahkan antara dunia khayalan dan dunia nyata? Mereka tidak cukup tahu mengenai kenyataan yang membedakan keduanya. Maka mereka cukup dan sangat ingin untuk percaya dan mencerna setiap tindakan yang ia terima. Ada banyak pesan-pesan yang diragukan di sana. Pandanglah beberapa pesan itu dari sudut pandang anak-anak.

Apa yang dikatakan matahari berwajah bayi pada anak-anak?
Matahari terbit dari balik bukit hijau yang berbunga setiap pagi, dan bersinar bahagia menerangi dunia teletubby setiap hari. Lalu terbenam di sore hari. Seperti matahari sungguhan, ya?

Tapi tunggu dulu. Matahari ini juga makhluk hidup dengan kepribadian yang sepaham. Bentuknya cantik, berwajah bayi dengan mata biru serta cekikikan ketika Teletubbies bermain riang gembira dan bersikap manis. Akan tetapi ia akan cemberut manakala tingkah laku para tubby ini tidak sesuai yang diharapkan.
Suaranya cukup lugu. Apanya yang salah dengan wajah gembira pada sinar mentari yang cerah? Bisakah gambaran yang terlihat indah ini menjadi sesuatu yang lebih dari sederhana, fantasi yang aneh? Tidakkah setiap orang menganggapnya serius, begitu?

Mungkin tidak. Tapi, itulah bagian dari permasalahan. Anak-anak memasukkan gambaran baru dalam pikiran mereka yang mewakili paradigma dunia baru. Ada sedkit pesan lain dan pengaruh yang cukup serius di situ. Tapi beberapa pendidik top yang menyebut diri “agen perubahan” benar-benar serius dengan taktik visual yang menganut paradigma dunia baru dan menolak paradigma Kristen lama. “Tujuan dari pendidikan dan sekolah adalah untuk mengubah pikiran, perasaan, dan cara bertindak para murid,” aku Dr. Benjamin Bloom, dalam bukunya All Our Children Learning.

Bloom dan pengikutnya telah lama berkiprah pada bidangnya. Tiba-tiba spiritualitas Bumi – dengan dewa matahari, semangat alam, dan ritual gaib dari seluruh penjuru dunia – muncul menjadi model yang disukai bagi masyarakat berkelanjutan baru. Ideologi baru ini diperkuat melalui tayangan video, buku-buku, dan sekolah-sekolah. Sebagai akibatnya, banyak anak-anak menghadapi pasukan penyebar kepercayaan tak beragama (pagan) yang tidak dapat ditahan yang mendukung paradigma baru. Banyak yang sudah mempertimbangkan paganismne sebagai sesuatu yang normal dan bisa diterima.

Mimpi spiritulitas global mencampurkan agama bumi di dunia ini ke dalam sistem kepercayaan universal. Dalam sejarah, baik masyarakat besar maupun kecil - Mesir, Hittite, Babilonia, Yunani, Romawi, dll – memuja dewa matahari yang menjaga Bumi dan bergaul dengan makhluk hidup. Dewa bikinan manusia ini memakai karakteristik manusia dan bereaksi terhadap kegiatan manusia dengan ekspresi suka atau marah.

Dewa matahari kuno itu kini diperbaiki kembali untuk memenuhi kebutuhan anak-anak. Beberapa peristiwa juga melibatkan konsep dewa matahari ini.
  • Winter Solstice. Pada 19 Desember 1991, sekolah dasar umum di Portland, Oregon, mengganti pesta Natal tradisional dengan festival Solstice. Program yang berjudul “Celebrate the Return of the Light”, menceritakan tentang Dewa Matahari dan Dewi Rembulan.
  • Olimpiade Musim Panas 1996 di Atlanta. Pada upacara pembukaan terlihat lima “semangan Olimpiade” terbungkus pakaian perak dan bertopeng sebagai dewa matahari yang menyinari Bumi.
  • Tugas Sekolah. Seorang anak tingkat empat membawa pulang lembar kerja yang berisi cerita berjudul “When the Sun Went Away.” Ceriat tradisional dari Jepang itu berkisah tentang dewi matahari dan kakaknya, dewa malam. Orang-orang menyukai dewi matahri yang membuat benih tumbuh dan pohon berbunga. Tetapi mereka takut pada dewa malam, yang “membawa semangat setan untuk merusak tanah”. Secara naluri, ia kemudian iri terhadap saudara perempuannya.
Dalam suasana saat ini, setiap mitos budaya adalah permainan yang terbuka untuk perbaikan tindakan yang membantu. Karena beberapa anak sekarang mempelajari fakta-fakta mendasar soal sejarah, banyak dari mereka tidak akan pernah tahu apakah itu benar atau salah. Mereka bahkan tidak tahu apakah mitologi-mitologi yang ia baca itu mewakili kebudayaan asli atau telah diadaptasi untuk agenda sesaat. Filter mental utama seorang anak hanyalah pada perasaan dia. Emosi ini bisa dibentuk dan dilatih melalui cerita dan gambar yang mereka pelajari untuk disukai – atau dibenci. Teletubbies, Pokemon, buku-buku Harry Potter, dan beberapa mitos atau permainan, dan film mendukung program global bagi modifikasi perilaku universal.

Apa yang disimbolkan oleh antena masing-masing tubby?
Pertama, perhatikan penjelasan resmi mengenai karakter masing-masing boneka sesuai antenanya.
  • Po, boneka terkecil. Boneka cewek ini sering melompat-lompat untuk menyatakan perasaan gembiranya, antusias, dan keetrkejutan. Tempat alami bagi Po adalah di samping skuternya. Ia berkata “lebih cepat, lebih cepat, lebih cepat” atau “lebih lambat, lebih lambat, lebih lambat” ketika mengendarai skuternya.
  • Laa-Laa, ini juga perempuan, dan terkecil kedua setelah Po. Ini Tubby terbahagia dan paling banyak melemparkan senyum ke Tubby lainnya. Ia suka menyanyi dan menari. Kata kesukaannya, “bagus”. Laa-Laa suka sekali dengan gerakan memantul bolanya dan juga ketika membesar dan mengecil. Laa-Laa selalu ingin tahu keberadaan Tubby yang lain. Ia juga memiliki lagu khusus miliknya, “La-la-la-la-la”.
  • Dipsy, tubby yang lebih besar. Tubby cowok ini dikenali melalui langkahnya yang berbeda serta cara mengucapkan “hello”. Ia sangat menyukai topinya. Dipsy menyanyi dengan irama regae. Ketika ia merasa “gembira” ia berjalan sendirian, memakai topinya, dan menyanyikan lagu.
  • Tinky Winky, tubby terbesar. Tubby lelaki ini merupakan anggota Teletubby yang paling ramah. Benda kesayangannya adalah tas, yang selalu dibawanya ketika ia berjalan-jalan. Ia biasanya suka menyanyikan “Tinky Winky”. Ia suka menari dan menjatuhkan punggungnya. Ia menyayangi semua Teletubbies, terutama Po, si paling kecil.
Pada kenyataannya, Tinky Winky suka memakai rok balet putih yang berenda ketika ia menari. Dipsy, cowok ramping yang lebih kecil, sebaliknya, tidak suka pakai rok seperti itu. Jika dipaksa memakainya, ia menangis dan lari menjauh.

Topi Dipsy tidak memiliki atap, karena jika begitu tentu akan mengganggu antenanya. Akan tetapi Dipsy sangat menyukai topinya. Coba dengar lagu yang sering didendangkannya, :Topi, topi, tooppiii, Topi, topi, tooppiii, Topi, topi, tooppiii, (diulang-ulang)

Simbol, seperti layaknya huruf, punya arti tersendiri. Mereka menyampaikan sesuatu pesan. Simbol yang familiar bisa menyarikan dan mengirim pesan lebih cepat dan lebih efektif dibandingkan kata-kata. Nah, menurut Marilyn Fergusson, penulis The Aquarian Conspiracy, melatih intuisi untuk menyesuaikan dengan paradigma baru adalah hal yang sederhana. “Buatlah simbol dan pengembangannya akan lebih menyenangkan dan familiar dibandingkan rumah mengajarkan nasihat, nilai-nilai, dan arti. Untuk mempercepat proses, anak-anak akan dikelilingi simbol yang mengirim pesan yang tepat dan meyakinkan cara berpikir baru.”
Mari kita lihat satu per satu.

Antena Po adalah lingkaran. Dalam masa purba dan universal, ini merupakan simbol kebersamaan, keseluruhan, ketakterbatasan, dan dewi. Lingkaran juga mewakili semangat atau daya feminin dan sebuah ruang sakral. Bagi pagan kontemporer dan feminis radikal, lingkaran ini merupakan “simbol utama feminisme, sebagai lawan dari garis lurus atau batang anak panah yang menggambarkan semangat maskulin”.
Antena Dipsy adalah batang lurus. Budaya bumi diseluruh dunia menyembah batang atau pilar lurus sebagai simbol kekuatan pria untuk membawa benih kehidupan baru bagi dunia. Penganut agama Hindu menyebutnya “linggam”, orang Mesir menyebutnya “obelisk”.

Antena Laa-Laa adalah spiral, yang merupakan gabungan antara lingkaran dan batang lurus. Ini merupakan simbol dewi masa purbakala. Juga simbol rahim, kesuburan, kekuatan ular feminin, perubahan terus-menerus, dan evolusi alam semesta. Perhatikan bahwa spiral (wanita) dan batang lurus (lelaki) dikombinasikan pada antena Laa-Laa.

Antena Tinky-Winky adalah segi tiga yang menunjuk ke bawah. Segi tiga, dalam berbagai bentuknya, telah dipakai sebagai simbol dan bagian dari ritual di seluruh dunia. Jika menunjuk ke atas, menggambarkan konsep trinitas Kristen, jika menunjuk ke bawah menggambarkan rahim wanita. Perkembangan terkini menyebutkan bahwa banyak anggota komunitas homoseksual mengaku simbol ini – bersamaan dengan warna ungu – sebagai milik mereka. Bagaimanapun, kaum lesbi umumnya mengidentifikasi dirinya dengan warna pink daripada segi tiga ungu.

Tentu saja, semua simbol tadi – lingkaran, batang lurus, spiral, dan segi tiga menunjuk ke bawah – adalah bentuk-bentuk yang sederhana yang terdapat di alam seperti juga di pikiran dan kepercayaan orang. Ketika dikaitkan dalam wacana agenda pendidikan global, simbol-simbol tadi tidak lagi netral. Banyak pemimpin berpengaruh sekarang ini menganut simbol-simbol ini sebagai representasi yang menunjuk ke suatu kepercayaan tertentu.

Bagaimana teletubbies sesuai dengan agenda global bagi “pembelajaran seumur hidup”?
Pendidikan kanak-kanak sejak dini adalah penting bagi rencana “pembelajaran seumur hidup” yang konsepnya dikenalkan oleh UNESCO pada tahun 1973. Anak-anak harus berkembang dalam lingkungan yang mendorong dirinya untuk menyerap sikap-sikap multibudaya, termasuk wawasan yang luas mengenai isu seks dan gender, sebelum orang tua dan lingkungan menguncinya dengan wawasan benar dan salah.

Pada Konferensi PBB tentang Wanita di Beijing tahun 1995, delegasi liberal dari Kanada, Amerika, Uni Eropa meminta persetujuan tentang konsep gender yang mereka tawarkan. Ada lima jenis yang mereka tawarkan: pria dan wanita heteroseksual, pria dan wanita homoseksual, serta trans- atau biseksual. Sebelum konferensi itu sendiri, kata gender sudah didiskusikan. Apakah mengacu ke tatanan sosial atau cenderung ke fakta biologis? “Gender mengindikasikan bahwa peran dan perilaku seks adalah konstruksi buatan dan bebas memilih,” kata mereka.
Tatanan sosial yang masih menganut paham patriarki dimanfaatkan oleh kaum feminis untuk menyebarkan pesan mereka melalui pendidikan umum (formal dan informal seperti televisi) dan meningkatkan pendukungnya. Semakin banyak pendukungnya, semakin kuat nilai politik mereka. Tak heran jika mereka berjuang dengan keras untuk memperoleh akses ke dunia anak-anak melalui pendidikan seks dan pelajaran “sensitif gender” di ruang kelas.

Perintah “pembelajaran seumur hidup” adalah solusi terencana untuk kontroversi gender ini. Teletubbies memberikan awal yang bagus.

 

Updates Via E-Mail

Biar ga bosen, dikasi lagu yah..

Recent:

Nothing.